Pasuruan – Sebanyak 100 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Pasuruan tengah mengikuti program pembinaan kemandirian yang berfokus pada pelatihan menjahit di bidang konveksi. Program ini merupakan salah satu langkah strategis dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk membekali para WBP dengan keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan setelah mereka selesai menjalani masa hukuman. Di tengah upaya peningkatan kualitas rehabilitasi, Lapas Pasuruan juga mengedepankan pendekatan pembinaan berbasis kemandirian guna membuka peluang baru bagi para narapidana, baik dalam hal wirausaha mandiri maupun kemampuan bekerja di sektor industri kreatif seperti konveksi. Dalam program ini, para WBP tidak hanya diajarkan keterampilan dasar menjahit, tetapi juga diajarkan standar-standar produksi yang berlaku di industri konveksi nasional, sehingga hasil pelatihan ini diharapkan memiliki daya saing di pasaran.
Program ini diselenggarakan melalui kerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk lembaga-lembaga pendidikan vokasi serta perusahaan garmen, untuk memastikan kualitas pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri. Hasil produksi yang dihasilkan oleh para WBP Lapas Pasuruan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sandang masyarakat, khususnya di berbagai wilayah yang membutuhkan bantuan distribusi pakaian. Kepala Lapas Pasuruan, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk membekali para WBP dengan keterampilan, tetapi juga menjadi sarana bagi mereka untuk berkontribusi langsung kepada bangsa dan negara. “Melalui program ini, kami berharap para WBP dapat memiliki kesempatan kedua untuk mengembangkan potensi diri mereka, dan dengan bekal keterampilan ini, mereka bisa kembali ke masyarakat dengan kemampuan yang lebih baik,” ujar Ma’ruf.
Salah satu WBP peserta program, Iqbal Piti, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan. Ia mengaku, melalui pelatihan ini, dirinya dapat menemukan harapan baru untuk masa depannya. “Pelatihan ini memberikan saya kepercayaan diri untuk bisa hidup lebih baik setelah bebas nanti. Saya berharap keterampilan menjahit ini bisa menjadi bekal untuk membangun usaha sendiri atau bahkan bekerja di pabrik konveksi nantinya,” ucapnya dengan penuh optimisme. Inisiatif ini tidak hanya memberikan bekal kemandirian kepada WBP, tetapi juga menjadi bagian dari solusi dalam membantu memenuhi kebutuhan sandang nasional, serta memperkuat upaya reintegrasi sosial bagi para WBP setelah mereka menyelesaikan masa hukumannya.
(Humas Lapas Pasuruan/Red)