JAKARTA (HTC) – Ingat kelender, ingat Gus Dur yang pernah berlucu-lucu ria tentang kelender. Buat Gus Dur, bila ingin kenyang selama satu tahun, belilah kelender yang seharga sepuluh ribu.
Dengan memiliki satu kelender saja, sudah cukup memenuhi kebutuhan selama satu tahun. Tetapi kalau duit hanya sepuluh ribu untuk membeli nasi atau lauk pauk tidak akan cukup untuk kebutuhan satu tahun.
Nah ! Dalam tahun ini seperti BI (Bank Indonesia) ingin menjadikan guyonan Gus dur menjadi sebuah kenyataan, sebuah program bagi BI. Tidak malu malu, tidak mau tanggung-tanggung, BI akan cetak kelender Tahun 2024 sebesar Rp 6.6 miliar.
Cetak kelender seharga Rp 6.6 miliar, anggap saja sama dengan irama goyunan ala Gus Dur. Duit sepuluh ribu atau Rp 6.6 miliar, anggap tidak ada perbedaan, sama sama duit, sama sama dicetak BI. Dan Gus Dur atau Pejabat BI seperti Gubernur BI, Perry Warjiyo beserta jajarannya deputinya, ternyata sama sama punya selera humor tinggi.
Makanya, jangan katakan “Wow”, karena jengkel, atau jangan katakan ini terlalu mahal, atau BI dituduh suka pemborosan uang negara. Tetapi, sekali lagi anggap saja Gubernur BI, Perry Warjiyo sedang “Stand up comedy” alias berlucu lucuan ria di depan publik sambil menghambur hamburkan duit BI.
Dengan mengikuti humor Gus dur, dengan membeli kelender sampai Rp 6.6 miliar, Gubernur BI barangkali tidak usah lagi menerima gaji yang katanya bisa mencapai Rp 199 juta per bulan atau hampir Rp 2,4 miliar per tahun. Cukup dengan mendapat satu kelender saja dari BI yang dia pimpin, sudah cukup atau lebih untuk kebutuhan makan selama satu tahun.
Atau bisa bisa juga, dengan cetak kelender Rp 6.6 miliar seperti sebagai obat untuk karyawan BI. Obat mengantisipasi masalah yang sedang heboh di kalangan rakyat menengah dan rakyat kecil tentang beras mahal dan membeli beras di ritel harus dibatasi.
Artinya dengan memiliki satu buah kelender tiap karyawan BI, maka anggap saja sudah mencukupi kebutuhan makan selama satu tahun. Dan para karyawan tidak usah lagi beli beras yang dibatasi seperti rakyat kecil diatas. Namun hal ini, benar benar tidak masuk akal sama sekali.
Makanya untuk itu, kami dari CBA (Center For Budget) meminta kepada Gubernur BI, Perry Warjiyo agar cetak kelender seharga Rp 6.6 miliar dibatalkan saja. Dan lebih baik duit sebanyak Rp 6.6 miliar dialokasikan saja, misalnya untuk beli beras, sebanyak 461.105 Kg, ketika harga beras sekitar Rp 14.500
Dengan beras sebanyak 461,105 Kg ini bisa di bagi bagikan untuk orang orang miskin, fakir miskin, orang jompo, dan para janda janda tua yang seharusnya dipelihara negara, tetapi kini sudah dipelihara oleh Bank Indonesia.
Akan tetapi, bila BI tetap ngotot mencetak kelender sampai Rp 6.6 miliar, maka kami dari CBA meminta aparat hukum harus mengawasi dan menyidiknya. Cetak kelender patut dicurigai, tidak pantas cetak kelender bisa sampai ke angka Rp 6.6 miliar bagi orang orang yang waras.
Ditulis oleh: Uchok Sky Khadafi.
Direktur CBA