Syarifatullah Caleg PBB DPRD Kabupaten Bogor Berjuang Untuk Ummat

Bogor(HT) – Syarif merupakan Caleg DPRD Kabuapten Bogor berangkatan dari kendaran Partai Bulan Bintang Daerah Pemilihan III Nomor Urut Caleg 1(satu) Kabupaten Bogor. Seorang Caleg pas pasan dengan bermodalkan bismillah.

Syarifatullah merupakan seorang bapak dikaruniai istri dan 3 anak, yang selalu menemani kegiatan sosial mereka. Syarif sapaan akrab sehari hari, melakukan hal ini sejak tahun 2014 ketika masih menjadi pedagang Sembako di Ciomas, Pedagang kios pulsa di Empang Kota Bogor dan Pedagang Ayam Geprek di Wilayah Bogor Selatan.

Pria berdarah Lampung dan Banten ini, menjadi panutan bagi para sahabatnya maupun warga lingkungan tempat Ia tinggal. Syarif bercerita pada crew media, tentang perjalanannya yang pahit dan prihatin hingga saat ini.

Kesenjangan sosial wujud kepedulian sesama manusia. Hal itu dilakukan rutinitas oleh Syarifatullah peduli dengan jompo (dhuafa) dan anak yatim piatu.

Syarifatullah turut rutin berbagi kepada kaum dhuafa lanjut usia, seperti mensuplai kebutuhan pangan dan lainnya yang rutin diberikan setiap pagi oleh Syarifatullah.

Melalui Sahabat Yatim dan Dhuafa Ciomas (SYDC) Syarifatullah yang merupakan juga Humas Yayasan Tahfidz Indonesia yg berdomisili di Sentul City menggandeng para dermawan untuk peduli kepada Yatim dan Dhuafa, allhamdullilah berkat dukungan dari Pimpinan Yayasan Tahfidz Indonesia dan PT. Internusa Jaya Raya Abadi sudah menyentuh kaum yatim dan dhuafa di 6 desa di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

Bentuk kepedulian sosial Syarif patut dicontoh. Sifat dan peduli membantu sesama insan, sudah Ia lakukan. Dan kewajiban itu diawali kita saling peduli sesama umat manusia. Apalagi kaum dhuafa dan anak yatim piatu. Ulas Syarif.

Jangan ada beranggapan kita peduli dengan mereka, kantong pendaringan kita jadi berkurang dan miskin. Kalau kita berangkat dengan hati nurani, Insya Allah karunia dari Allah tidak tertukar.

Walau kita keadaan ekonomi minim, akan tetapi kita mendapatkan ganjaran dari sang pencipta itu mutlak kita rasakan. Kami melakukan hal kegiatan Sosial ini, tidak mempunyai apa apa bahkan materipun, kami pas-pasan. Ujar Syarif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *